KUTAPALONG – Perilaku diskriminatif militer Myanmar terhadap warga di Rakhine State sedikit demi sedikit terungkap. Seorang warga Desa Kha Maung Seik menuturkan, tentara Myanmar datang dan lantas melepaskan tembakan secara diskriminatif. Warga sipil yang datang menemani para tentara itu lantas menjarah dan membakar habis rumah-rumah di desa tersebut.
Kesaksian tersebut dikisahkan oleh pria bernama Kadil Hussein yang saat ini mengungsi di Kutapalong, Bangladesh. Bersama dengan 20 orang umat Islam dan Hindu, Kadil menceritakan apa yang terjadi di Kha Maung Seik pada 25 Agustus 2017.
“Militer membawa sejumlah warga Buddha Rakhine bersama mereka dan membakar desa. Semua Muslim di desa kami, sekira 10 ribu orang, kabur. Beberapa tewas tertembak, dan sisanya ada di sini. Tidak ada satu pun yang tinggal di sana sekarang,” tukas pria berusia 55 tahun itu, dilansir Reuters, Kamis (7/9/2017).
Pengungsi lain bernama Body Alom mengaku sempat bersembunyi di hutan bersama ribuan orang lainnya ketika tentara Myanmar tiba. Mereka terpaksa menunggu selama berjam-jam sebelum beranjak dari hutan untuk mencari keluarganya.
Alom sempat melihat jenazah terbaring di sawah. Ia juga menemukan ibu dan saudara laki-lakinya tewas akibat luka tembak. Pria berusia 28 tahun itu menambahkan, situasi sangat tidak aman sehingga ia meninggalkan jenazah orang yang dikasihinya tersebut di persawahan.
“Situasinya sangat tidak aman, jadi saya meninggalkan mereka di sana. Saya tidak punya kesempatan untuk menguburkan jenazah mereka,” ujar Body Alom.
Desa Kha Maung Seik diketahui dihuni oleh berbagai komunitas. Muslim Rohingya menjadi mayoritas di antara 6.000 orang umat Buddha, Hindu, dan lainnya. Desa tersebut dikenal juga dengan nama Foira Bazar, sebuah pasar yang cukup besar dengan 1.000 unit toko.
Warga Kha Maung Seik mengaku mendengar bunyi tembakan sekira pukul 02.00 waktu setempat pada 25 Agustus 2017. Sebagaimana disebutkan di atas, warga langsung berlari dan bersembunyi di hutan. Dari sana, mereka menyaksikan para tentara dan warga sipil bawaan itu menjarah serta membakar rumah. Sumber: Okezone
Kesaksian tersebut dikisahkan oleh pria bernama Kadil Hussein yang saat ini mengungsi di Kutapalong, Bangladesh. Bersama dengan 20 orang umat Islam dan Hindu, Kadil menceritakan apa yang terjadi di Kha Maung Seik pada 25 Agustus 2017.
“Militer membawa sejumlah warga Buddha Rakhine bersama mereka dan membakar desa. Semua Muslim di desa kami, sekira 10 ribu orang, kabur. Beberapa tewas tertembak, dan sisanya ada di sini. Tidak ada satu pun yang tinggal di sana sekarang,” tukas pria berusia 55 tahun itu, dilansir Reuters, Kamis (7/9/2017).
Pengungsi lain bernama Body Alom mengaku sempat bersembunyi di hutan bersama ribuan orang lainnya ketika tentara Myanmar tiba. Mereka terpaksa menunggu selama berjam-jam sebelum beranjak dari hutan untuk mencari keluarganya.
Alom sempat melihat jenazah terbaring di sawah. Ia juga menemukan ibu dan saudara laki-lakinya tewas akibat luka tembak. Pria berusia 28 tahun itu menambahkan, situasi sangat tidak aman sehingga ia meninggalkan jenazah orang yang dikasihinya tersebut di persawahan.
“Situasinya sangat tidak aman, jadi saya meninggalkan mereka di sana. Saya tidak punya kesempatan untuk menguburkan jenazah mereka,” ujar Body Alom.
Desa Kha Maung Seik diketahui dihuni oleh berbagai komunitas. Muslim Rohingya menjadi mayoritas di antara 6.000 orang umat Buddha, Hindu, dan lainnya. Desa tersebut dikenal juga dengan nama Foira Bazar, sebuah pasar yang cukup besar dengan 1.000 unit toko.
Warga Kha Maung Seik mengaku mendengar bunyi tembakan sekira pukul 02.00 waktu setempat pada 25 Agustus 2017. Sebagaimana disebutkan di atas, warga langsung berlari dan bersembunyi di hutan. Dari sana, mereka menyaksikan para tentara dan warga sipil bawaan itu menjarah serta membakar rumah. Sumber: Okezone
0 Response to "Terungkap! Militer Myanmar Dibantu Warga Bakar Rumah Muslim Rohingya"
Post a Comment